Web Hosting Murah Indonesia | Web Hosting Murah dan Handal
Abu Abdillah berkata :
Aku tak tau, bagaimana harus menurunkan kisah ini padamu. Kisah yang pernah ku alami sendiri beberapa tahun yang lalu, sehingga mengubah total perjalanan hidupku.sabenarnya aku tidak ingin menceritakannya,tetapi demi tanggung jawab di hadapan Allah, demi peringatan bagi para pemuda yang mendurhakai Allah dan demi perjalanan bagi para gadis yang mengejar bayangan semu, yang di sebut cinta maka ku ungkapkan kisah ini.
Ketika itu, kami tiga sekawan,. Yang mengumpulkan kami adalah kesamaan nafsu dan kesia-siaan. oh , tdak kami berempat. satunya lagi adalah setan.
Kami pergi berburu gadis-gadis. Mereka kami rayu dengan kata-kata manis, sehingga mereka takluk.lalu kami bawa ke sebuah taman yang jauh terpencil. Di sana kami berubah menjadi serigala-serigala yang tak menaruh belas kasihan mendengar rintih permohonan mereka, hati dan perasaan kami telah mati.
begitulah hari-hari kami di taman, di tenda. atau dalam mobil yang di parkir di pinggir pantai. sampai suatu hari, yang tak pernah saya bisa melupakannya, seperti biasa kami pergi ke taman. seperti biasa pula, masing-masing kami menyantap satu mangsa gadis, di temani minuman laknat. satu hal kami lupa saat itu, makanan.Segera salah seorang di antara kami bergegas membeli makanan dangan mengandarai mobilnya. saat itu dia berangkat, jam menunjukan pukul enam sore. Beberapa jam berlalu, tapi teman kami belum juga kembali.Pukul sepuluh malam, hati ku mulai tak enak dan gusar.Maka itu aku segera membawa mobil untuk mencarinya. Di tengah perjalanan, di kejauhan aku melihat jilatan api. Aku mencoba mendekat.
Astaghfirullah,,,,aku hampir tak percaya dengan yang ku lihat.Ternyata api itu bersumber dari mobil temanku yang terbalik dan terbakar.Aku panik seperti orang gila. Aku segera mengeluarkan tubuh temanku dari mobilnya yang masih menyala. Aku ngeri tatkala malihat separuh tubuhnya masak terpanggang api. Kubopong tubuhnya lalu ku letakan di tanah.
Sejak kemudian, dia berusaha membuka kedua belah matanya, ia berbisik lirih : "Api....., api.....!"
Aku memutuskan membawanya ke rumah sakit dengan mobilku. Tetepi dengan suara bercampur tangis, ia mencegah : "Tak ada gunamya....aku tak akan sampai...!"
Air mata ku tumpah, aku harus menyaksikan temanku meninggal di hadapanku. Ditengah kepanikanku, tiba-tiba dia berteriak lemah : "Apa yang mesti aku lakukan padanya? Apa yang mesti aku lakukan padanya?"
Aku memandanginya penuh keheranan. "siapa?" , tanyaku. Denagn suara yang seakan berasal dari dalam sumur yang amat dalam, Dia menjawab:"Allah!"
Aku merinding ketakutan. Tubuh dan perasaan ku terguncang keras . Tiba-tiba temanku itu menjerit, gemanya menyelusup ke setiap relung malam yang gulita, lalu ku dengar tariakan nafasnya yang terakhir. Innaalillaahi wa'innaa ilaihi raaji'uun.
Setelah itu, hari-hari berlalu seperti dadia kala, tetapi bayangan temanku yang meninggal, jerit kesakitannya, api yang membakarnya dan lolongnya "Apa yang harus aku katakan padanya?", seakan terus membuntuti setiap gerak dan diamku.
Pada diriku sendiri aku bertanya: "Aku........apa yang harus aku katakan padanya ?"
Air mataku menetes lalu sebuah getaran aneh menjalari jiwaku. Saat puncak perenunagan itulah, sayup-sayup aku mendengar adzan subuh menggema: Allahu Akbar , Allahu Akbar, Asyhdu anla ilaaha illa Allah .... Asyhadu Anna Muhammadar Rasulillah........Hayya 'Alash Shalaah ...."
Aku merasa bahwa adzan itu hanya di tujukan pada diriku saja, mengajakku menyikap fase kehidupanku yang kelam, mengajakku pada jalan cahaya dan hidayah. Aku segera bangkit, mandi dan wudhu, mensucikan tubuhku dari noda-noda kehinaan yang menenggelamakn selama bertahun-tahun.
Sejak saat itu, aku tak pernah meninggalkan shalat.
Aku memuju Allah, yang tiada yang layak di puji salain Dia. Aku telah menjadi manusia lain . Maha suci Allah yang telah mengubah berbagai keadaan. Dengan seizin Allah, Aku telah menunaikan Umrah. Insya Allah aku akan melaksanakan Haji dalam waktu dekat, siapa yang tau ? umurku ada di tangan Allah.
Aku tak tau, bagaimana harus menurunkan kisah ini padamu. Kisah yang pernah ku alami sendiri beberapa tahun yang lalu, sehingga mengubah total perjalanan hidupku.sabenarnya aku tidak ingin menceritakannya,tetapi demi tanggung jawab di hadapan Allah, demi peringatan bagi para pemuda yang mendurhakai Allah dan demi perjalanan bagi para gadis yang mengejar bayangan semu, yang di sebut cinta maka ku ungkapkan kisah ini.
Ketika itu, kami tiga sekawan,. Yang mengumpulkan kami adalah kesamaan nafsu dan kesia-siaan. oh , tdak kami berempat. satunya lagi adalah setan.
Kami pergi berburu gadis-gadis. Mereka kami rayu dengan kata-kata manis, sehingga mereka takluk.lalu kami bawa ke sebuah taman yang jauh terpencil. Di sana kami berubah menjadi serigala-serigala yang tak menaruh belas kasihan mendengar rintih permohonan mereka, hati dan perasaan kami telah mati.
begitulah hari-hari kami di taman, di tenda. atau dalam mobil yang di parkir di pinggir pantai. sampai suatu hari, yang tak pernah saya bisa melupakannya, seperti biasa kami pergi ke taman. seperti biasa pula, masing-masing kami menyantap satu mangsa gadis, di temani minuman laknat. satu hal kami lupa saat itu, makanan.Segera salah seorang di antara kami bergegas membeli makanan dangan mengandarai mobilnya. saat itu dia berangkat, jam menunjukan pukul enam sore. Beberapa jam berlalu, tapi teman kami belum juga kembali.Pukul sepuluh malam, hati ku mulai tak enak dan gusar.Maka itu aku segera membawa mobil untuk mencarinya. Di tengah perjalanan, di kejauhan aku melihat jilatan api. Aku mencoba mendekat.
Astaghfirullah,,,,aku hampir tak percaya dengan yang ku lihat.Ternyata api itu bersumber dari mobil temanku yang terbalik dan terbakar.Aku panik seperti orang gila. Aku segera mengeluarkan tubuh temanku dari mobilnya yang masih menyala. Aku ngeri tatkala malihat separuh tubuhnya masak terpanggang api. Kubopong tubuhnya lalu ku letakan di tanah.
Sejak kemudian, dia berusaha membuka kedua belah matanya, ia berbisik lirih : "Api....., api.....!"
Aku memutuskan membawanya ke rumah sakit dengan mobilku. Tetepi dengan suara bercampur tangis, ia mencegah : "Tak ada gunamya....aku tak akan sampai...!"
Air mata ku tumpah, aku harus menyaksikan temanku meninggal di hadapanku. Ditengah kepanikanku, tiba-tiba dia berteriak lemah : "Apa yang mesti aku lakukan padanya? Apa yang mesti aku lakukan padanya?"
Aku memandanginya penuh keheranan. "siapa?" , tanyaku. Denagn suara yang seakan berasal dari dalam sumur yang amat dalam, Dia menjawab:"Allah!"
Aku merinding ketakutan. Tubuh dan perasaan ku terguncang keras . Tiba-tiba temanku itu menjerit, gemanya menyelusup ke setiap relung malam yang gulita, lalu ku dengar tariakan nafasnya yang terakhir. Innaalillaahi wa'innaa ilaihi raaji'uun.
Setelah itu, hari-hari berlalu seperti dadia kala, tetapi bayangan temanku yang meninggal, jerit kesakitannya, api yang membakarnya dan lolongnya "Apa yang harus aku katakan padanya?", seakan terus membuntuti setiap gerak dan diamku.
Pada diriku sendiri aku bertanya: "Aku........apa yang harus aku katakan padanya ?"
Air mataku menetes lalu sebuah getaran aneh menjalari jiwaku. Saat puncak perenunagan itulah, sayup-sayup aku mendengar adzan subuh menggema: Allahu Akbar , Allahu Akbar, Asyhdu anla ilaaha illa Allah .... Asyhadu Anna Muhammadar Rasulillah........Hayya 'Alash Shalaah ...."
Aku merasa bahwa adzan itu hanya di tujukan pada diriku saja, mengajakku menyikap fase kehidupanku yang kelam, mengajakku pada jalan cahaya dan hidayah. Aku segera bangkit, mandi dan wudhu, mensucikan tubuhku dari noda-noda kehinaan yang menenggelamakn selama bertahun-tahun.
Sejak saat itu, aku tak pernah meninggalkan shalat.
Aku memuju Allah, yang tiada yang layak di puji salain Dia. Aku telah menjadi manusia lain . Maha suci Allah yang telah mengubah berbagai keadaan. Dengan seizin Allah, Aku telah menunaikan Umrah. Insya Allah aku akan melaksanakan Haji dalam waktu dekat, siapa yang tau ? umurku ada di tangan Allah.